Pendahuluan :
Suikerfabriek Tasikmadoe bij
Soerakarta
(sumber : kit.lv.nl)
Pada kali ini
saya akan membahas tentang Jalur mati dari Stasiun Kemiri ke P.G. Tasikmadu. Karena
dahulu KA merupakan alat pendistribusian barang paling cepat dan tepat ,P.G. Tasikmadu
membuat kontrak dengan PJKA (Sekarang PT.KAI) untuk membuat jalur KA yang
membentang dari P.G. Tasikmadu ke Stasiun Kemiri untuk pendistribusian ke
Kota-kota di Jawa. Sebenarnya ada jalur lori yang terhubung dari P.G. Tasikmadu
ke Stasiun Kemiri, namun banyaknya gula maupun tetes yang di distribusikan, membuat
P.G. Tasikmadu bekerjasama Perusahaan Kereta Api Belanda staatsspoorwegen untuk membuat Jalur besar (1.067 mm) agar lebih mudah didistribuikan ke
Kota-kota di Jawa. Dari kontrak tersebut menghasilkan bahwa Perusahaan Kereta Api Belanda staatsspoorwegen membuat jalur ,memasang rel ,dan persinyalan
serta Lokomotif juga Gerbongnya tetapi
P.G. Tasikmadu harus membayar berapa Gulden ke Perusahaan Kereta Api Belanda staatsspoorwegen .Jalur tersebut dibangun tahun 1922-1923 dan diaktifkan tahun 1925 oleh
Perusahaan Kereta Api Belanda staatsspoorwegen bukan N.I.S. Jalur tersebut kemungkinan menggunakan jenis rel R25
dan menggunakan ukuran yang di gunakan dulu sampai sekarang yaitu 1.067 mm. Lokomotif
yang digunakan berjumlah 3 lokomotif yaitu 2 Lokomotif uap salah satunya TM X
,satu lokomotif uap yang lain tidak di ketahui pastinya tetapi yang sudah lama
rusak,sementara itu lokomotif dieselnya mulai digunakan seyelah Indonesia
merdeka.Gerbong yang digunakan mirip denagn Gerbong PERTAMINA Cuma halnya
berkapasitas 12 ton. Setelah Indonesia merdeka hasil kontak tersebut di
lanjutkan oleh PJKA.Pada saat
aktif KA di berangkatkan 2 kali dari Stasiun Kemiri ,Pagi Lokomotif dari
Tasikmadu ambil gerbong kosongan,dan Sorenya menarik gerbong dari Tasikmadu
yang sudah berisi tetes tebu / gula ke Kemiri.Pada kala aktif jalur tersebut
aktif untuk pendistribusian bahan-bahan keperluan P.G. Tasikmadu antara lain
Kayu dan Batu Gamping, sementara itu jalur tersebut juga digunakan untuk
pendistribusian Gula ke Jakarta, untuk ke Jakarta KA merangkai rangkaian dari
Madiun yang kemungkinan bercampur dengan gerbong gula dari Pagottan maupun
Kanigoro dan juga gerbong penumpang agar efisien.Kalau tetes tebu dikirim ke
Surabaya ,merangkai rangkain KA dari Solo. Setelah kerugian yang dialami P.G.
Tasikmadu yang per tahunnya harus membayar 900 rupiah (Jumlah yang amat besar
saat itu) ke PJKA (Sekarang PT.KAI) P.G. Tasikmadu memutus hubungan kontrak
kerja dengan PJKA, Setelah menganggur selama 3 tahun (dari tahun 1988) akhirnya
jalur,bantalan,gerbong,dan persinyalan di ambil kembali oleh PJKA tahun
1990-an,tetapi pada saat itu PJKA tidak mengambil Lokomotifnya,Lokomotif yang
bernomor TM X ini tidak diambil kembali oleh PJKA,saya pun bingung kemungkinan
Lokomotifnya bukan dari PJKA melainkan dari P.G. Tasikmadu.
Penelusuran :
Denagn
mengucap ‘’Bismillah’’ Saya berangkat dengan sahabat saya yaitu Bagas Lukman
Firmanzah. Titik start ,kami mulai dari Stasiun Kemiri. Mengapa Stasiun Kemiri
karena dari sini titik percabanganya.
Di Stasiun
Kemiri kami rehat sejenak dan bertanya kepada PPKA Kemiri yaitu Bp.Prihadi.
Menurut Bpk. Prihadi matinya jalur tersebut karena tidak ada muatan yang dibawa
kemari (Stasiun Kemiri). Setelah dirasa kurang kami disarankan Bpk. Prihadi
untuk bertanya ke Mbah Saiman (Pensiunan PJKA yang juga sempat berdinas di
Stasiun Kemiri). Setelah sampai kami langsung berbincang karena Mbah Saiman
kurang paham detail matinya Jalur tersebut, Mbah Saiman menyuruh kami langsung
bertanya ke Mbah Samidi (Kakak Beliau yang juga sempat berdinas di Stasiun
Kemiri). Akhirnya kami menemui Beliau dirumahnya tertuliskan ‘’Sekretariat Forum
Pensiunan PT.KAI’’
Karena informasi denah jalur KA yang begitu rumit, Mbah
Samidi dengan baik hati menggambarkan denah jalur KA dari Stasiun Kemiri ke
P.G. Tasikmadu
Setelah
dapat Denahnya kami pun berpamitan dan langsung bergegas mencari sisa jalurnya.
Kami mulai
kembali dari Stasiun Kemiri penjelasan dari Mbah Samidi jalur cabangnya berada di Spoor Simpang ini relnya menikung.
(awal titik
cabang ke Tasimadu rel menikung)
(Bekas pondasi
rel tikung)
(Tanah
PT.KAI)
Dari
menikung tadi rel masuk Rumah dan Persawahan Desa Nangsri. Masih terlihat
beberapa bekas rel yang dimanfaatkan warga untuk tiang lampu jalan.
(bekas rel
yang dimanfaatkan warga untuk tiang lampu,dan rel bertuliskan ‘’SS 1890’’)
Rel terus
berlanjut melewati jembatan (seharusnya ada jembatan tetapi kemungkinan sudah
lama di bongkar)dan areal persawahan sebelum masuk Gapura desa Brujul,Jaten.
Dari Brujul
masuk gang dan akhirnya memotong Jalan Raya Kebakkramat-Tasikmadu.
(rel masuk
gang)
(rel keluar
dari gang langsung memotong jalan)
Kemudian rel
masuk ke jalan persawahan...
(Bekas Jalan
KA di Jalan Persawahan Brujul)
Dari jalan
persawahan itu kami tidak menemukan apa Cuma selain bantalan kayu yang
tersisa...
(Bekas
Bantalan Kayu)
Rel terus
lurus sampai ke Pabrik dan akhirnya memotong jalan kembali...
(Sehabis
keluar dari pabrik Rel langsung potong jalan)
Dari situ
kami mulai lanjutkan perjalanan kembali karena jalur tertutupi pemukiman yang
padat kami terpaksa memutar untuk mencari rel di daerah Gulunan. Saat sampai di
Gulunan kamitidak dapat apa-apa,kami memutuskan untuk lanjut terus mencari sisa
jembatan di daerah Soko.
(Kemungkinan
inilah bekas jembatannya)
Karena
lelahnya kami beristirahat terlebih dahulu di sebuah Warung,kami membeli sebuah
es dan gorenagn untuk mengganjal perut ,tetapi karena sahabat saya begitu
laparnya sahabat saya memakan gorengan yang cukup banyak dan membuat saya harus
mennunggu lama hehe*, setelah memuaskan dahaga dan perut kami langsung berangkat
kembali menuju Tasikmadu dari jembatan tadi rel pun terus lurus hingga masuk ke
areal persawahan desa Gedangan.
(rel ke
persawahan)
Setelah rel
dari persawahan rel mendekat ke Jalan Raya Kebakkramat-Tasikmadu terus melewati
depan Hotel Ken Dedes dan membelok dari Bangjo Nglano.
(Rel belok
ke P.G. Tasikmadu)
Rel belok
tersebut sangat mudah dijumpai tepatnya didepan KORAMIL/di Bangjo Nglano. Rel membelok
melewati belakang Futsal dan terus hingga masuk P.G. Tasikmadu, karena “selain
pegawai P.G. Tasikmadu dilarang masuk Dipo” kamipun tidak masuk ke Dipo karena
di Dipo ada kemungkinan bekas Rel dan merupakan titik akhir percabangan ini. Setelah
dirasa cukup kamipun menyudahi Penelusuran kami.
Dari hasil
Penelusaran kami, saya beranggapan bahwa walau tidak untuk KA Gula tetapi jalur
tersebut dapat digunakan untuk KA Wisata karena jalurnya eksotik melewati areal
perwsawahan.
Inilah hasil
Penelusuran kami untuk kurang lebihnya Saya dan Sahabat saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya, dan terimakasih yang sebesar-besarnya atas semua yang telah
membantu Penelusuran Saya :
1. Bagas (Sahabat Saya)
2. Mbah Samidi (Pensiunan KS Kemiri)
3. Mbah Saiman (Pensiunan PJKA)
4. Bp. Prihadi (PPKA Stasiun Kemiri)
5. Orang tua Saya dan semua yang
terlibat.
Description:
Reviewer: Muhammad Ath Thaariq Aziizi
Rating: 4.0
ItemReviewed:
Reviewer: Muhammad Ath Thaariq Aziizi
Rating: 4.0
ItemReviewed:
No comments: