Monday, 5 November 2018

Muhammad Ath Thaariq Aziizi 20:07
Tema : Bahasa Indonesia
Karakter :1.235


Lunturnya Berbahasa yang Baik Dalam Bentuk Lisan Maupun Tulisan di Lingkup SMA N Karangpandan

Hasil gambar untuk bahasa gaul anak jaksel
sumber : aksi.id


Hai pembaca semua, di bulan ini masih terasa hangat-hangatnya   peristiwa  yang memoriable dibenak kita yakni psumpah pemuda. Hampir di kalangan remaja tidak asing dengan kata sumpah pemuda bahkan dengan isinya :

SUMPAH PEMUDA
1.     Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
2.     Kami putera dan putera Indonesia mengaku berbangsa yag satu bangsa Indonesia
3.     Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia
Mari kita soroti poin yang ketiga. Hal tersebut merupakan manisfestasi perjuangan pemuda menuju kesatuan bangsa dengan mengedepankan bahasa persatuan Indonesia. Dengan demikian, bahasa Indonesia menjadi alat pemersatu yang sepantasnya digunakan secara benar sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan (EYD).
Seiring dengan bertambahnya usia negara, di era milenial sekarang ini bahasa Indonesia tidak sanggup lagi berdiri secara kokoh sebagai alat pemersatu bangsa. Penjajahan globalisasi terhadap negeri menyebabkan generasi penerus terbudak oleh bahasa asing yang telah termodifikasi menjadi bahasa gaul yang telah mengakar kuat. Seperti yang terjadi di kalangan remaja yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas Negeri Karangpandan.
Perkembangan bahasa gaul dikalangan remaja sangatlah cepat. Hal ini didukung oleh berbagai faktor yang pertama adanya perkembangan teknologi, yang ditandai dengan menjamurnya internet dan situs-situs jejaring sosial yang berdampak pada signifikan terhadap perkembangan bahasa gaul.  Yang kedua karena adanya pengaruh lingkungan, umumnya para remaja menyerap dari percakapan orang-orang dewasa disekitarnya, baik teman sebaya, keluarga maupun masyarakat sekitarnya.
Yang ketiga, karena adanya peran media baik dari media elektronik maupun media cetak. Yang keempat, adanya dampak dari pembangunan dan perkembangan zaman atau modernisasi. Dimana segala hal yang ada dilingkungan kita harus selalu ter up-date. Oleh karena itu, peran bahasa gaul tidak bisa dipisahkan dari sendi kehidupan masyarakat ‘’jaman now’’. Melemahnya pemahaman masyarakat terkait serangan dari globalisasi ini membuat masyarakat langsung menolak untuk berbahasa secara baik di tengah masyarakat. Ini menandakan kurang siapnya masyarakat akan tantangan zaman yang semakin melunturkan jati diri kebanggaan bangsa. Mengapa demikian? Hal ini terbukti karena peran bahasa Indonesia dengan kaidah-kaidah yang dibenarkan sebagai alat pemersatu bangsa telah teruji dari tahun ke tahun.
Tidak hanya membuat kebanggaan bagi negeri yang bertajuk multi ras, multi etnis, multi suku, multi agama bahkan multi bahasa sekalipun tetapi, juga kebanggaan bagi Asia tenggara tercatat beberapa negara di kawasan Asia Tenggara maupun di negara di belahan bumi jauh lain menggunakan Bahasa Indonesia. Sebut saja, negara tetangga sekelas Malaysia. Walau kerap kali berselisih paham bahkan bertikai dengan Indonesia sejak 1960-an, namun sejatinya Malaysia dan Indonesia merupakan negara yang serumpun oleh karena itu Bahasa Indonesia dengan kaidah yang benar masih dipergunakan di Negeri Jiran tersebut. Bila kita telisik lewat sejarah dahulu banyak masyarakat Indonesia atau di zaman dahulu disebut Nusantara sering berdagang bahkan hijrah menuju kawasan yang sekarang bernama Malaya itu. Tentu saja, pedagang dari Nusantara yang mayoritas berasal dari Jawa tersebut menggunakan bahasa Indonesia dengan kaidah yang benar untuk berkomunikasi dengan masyarakat sekitar yaitu Melayu yang  cakap menggunakan   Bahasa Melayu yang sejatinya kembar ientik dengan Bahasa Indonesia.
Tidak hanya Negeri Jiran, dibelahan bumi Amerika bagian Selatan terdapat negeri yang menggunakan Bahasa Indonesia. Walaupun tercampur dengan bahasa lokal seperti Jawa. Namun sejatinya perkembangan Bahasa Indonesia di negara dengan ibukota Paramaribo itu tidak bisa dianggap sebelah mata. Komposisi penduduk keturunan Jawa disana menunjukkan percakapan mereka mempergunakan Bahasa Indonesia dengan kaidah yang benar. Bahkan disana, setiap ada wisatawan dari Indonesia yang bukan hanya berasal dari Suku Jawa ataupun bisa menggunakan Bahasa Jawa dengan cakap, mereka tetap bisa menjawab dengan kaidah berbahasa yang dibenarkan. Dengan demikian, Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar tetap lestari di Negara bekas jajahan Kerajaan Belanda kendati telah tergerus arus perkembangan globalisasi.
Dari dua perbandingan tadi, dapat disimpulkan bahwa negara-negara yang tadi bukan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatunya  saja mampu menempatkan Bahasa Indonesia dengan baik. Kendati telah dirongrong oleh ekspansi bahasa asing yang menjadi kultur yang mengakar di masyarakat sekarang ini. Bukan hanya remaja saja bahkan sampai orang tua pun tidak dapat mengolah serangan globalisasi ini. Remaja yang seharusnya selektif akan adanya bahasa asing hamper semuanya bersikap acuh. Sedikit sekali memperhatikan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik. Hal ini juga terjadi secara serius di lingkup remaja yang duduk di bangku  Sekolah Menengah Atas Karangpandan, Karangpandan, Karanganyar.
Remaja yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas Karangpandan, lebih menggunakan bahasa gaul. Bahasa gaul ini sudah menjadi kultur yang mengakar disini. Baik di dalam percakapan sehari-hari maupun menulis ataupu mempublikasikan tulisan di dalam komunikasi jejaring sosial seperti yang terjadi di gawai maupun area networking PC. Mereka beralasan bahwa, lebih mudah dan lebih praktis serta lebih gampang untuk dipahami penggunaan bahasa gaul. Mereka juga beranggapan bahwa mereka tidak mau ketinggalan dengan apa yang terjadi di kalangan remaja era milenial ini. Dengan kata lain, mereka tidak mau dianggap orang yang konservatif atau kuno.
Jika kita telaah lebih lanjut penggunaan Bahasa yang baik benar sesuai dengan kaidah kebahasaan yang benar atau yang telah disusun dalam EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) termuat dalam beberapa pasal dalam Undang Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Ada beberapa pasal yang termuat dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Yang pertama, Undang Undang Republik Indonesia nomor 24 tahun 2009 Tentang bendera, bahasa, dan lambing negara, serta lagu kebangsaan. Yang dimaksud bahsa disitu ialah bahasa pemesatu Bahasa Indonesia. Yang kedua, komposisi bab 1 ketentuan umum 3 pasal bab 2 bendera negara 20 pasal bab 3 bahasa negara bab 21 pasal bab IV lambing negara 22 pasal bab VI  hak dan kewajiban 1 pasal bab VII ketentuan pidana 6 pasal bab VIII ketentuan peralihan 1 pasal bab IX ketentuan penutup 2 pasal.
Dari beberapa contoh pasal tadi membuktikan sebagai kita Warga Negara Indonesia (WNI) yang baik serta mematuhi rambu-rambu etika Berbahasa Indoensia secara baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan yang telah disempurnakan atau Ejan Yang Disempurnakan (EYD). Oleh karenya, kita sepatutnya mampu menempatkan diri dengan sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang founding fathers  kita lakukan demi tegaknya berbahasa yang baik sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Ini juga membuktikan bahwa founding fathers kita telah memikirkan bahwa nantinya akan ada penjajahan dengan model baru yang disebut globalisasi yang nantinya membuat perkembangan Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa mungkin akan tertantang dengan perkembangan asing yang terus signifikan naik dengan tajam sebagai alasan ciri manusia moderat yaitu harus mampu bercakap dengan bahasa asing.
Sebenarnya jika di kalangan remaja terutama yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas ini selektif atau mampu mengolah perkembangan asing maupun bahasa gaul. Kita harus menciptakan suatu tren dengan tidak melepaskan apa yang sudah menjadi kultur budaya yang telah mengakar kuat di masyarakat bangsa yaitu Bahasa Indonesia. Sebenarnya banyak sekali faktor kita dapat menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan atau Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Bila kita mau mencermati, bahasa Indonesia dengan memperhatikan kaidah yang benar jika tidak mengurangi ke-praktis-an dalam berkomunikasi di kehidupan sehari-hari maupun di jejaring media sosial.
Dengan memperhatikan fungsi bahasa yang fundamental seyogyanya kita selaku generasi muda mulai memperhatikan penggunaan bahasa yang baik dan benar sehingga kita terbiasa dalam aktivitas kehidupan. Dengan demikian sedikit demi sedikit kita akan meniti penggunaan Berbahasa Indonesia yang baik sesuai engan kaidah yang benar atau menurut dengan Ejaan Ynag Disempuranakan (EYD). Oleh sebab itulah peran remaja sebenarnya bisa dibilang krisis di era atau zaman sekarang ini.

Description: Contoh Teks Artikel
Reviewer: Muhammad Ath Thaariq Aziizi
Rating: 4.0
ItemReviewed: Contoh Teks Artikel

No comments: